Ilmu Bahasa Arab adalah:
قَوَاعِدُ يُعْرَفُ بِهَا صِيَغُ الْكَلِمَاتِ العَرَبِيَّةِ وَأَحْوَالُهَا حِيْنَ إِفْرَادِهَا وَحِيْنَ تَرْكِيْبِهَا
“Kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk kata-kata Bahasa Arab serta keadaannya baik dalam bentuk tunggal maupun dalam susunan kalimat.”[1]
Ini adalah pengertian Bahasa Arab secara umum yang telah mencakup definisi ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Terkadang ilmu sharaf dianggap bagian dari ilmu nahwu. Namun dengan melihat fokus utama pembahasannya, ilmu nahwu dan ilmu sharaf dianggap dua ilmu yang terpisah; dimana ilmu nahwu membahas susunan dan kondisi kalimat, adapun ilmu sharaf membahas perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Ilmu nahwu lebih fokus kepada bagaimana suatu kalimat itu disusun serta aturan-aturan yang terkait dengannya seperti harakat, letak kata, dan bentuk kata yang tepat sehingga suatu kalimat dapat dipahami dengan mudah.
Contohnya kalimat: جَلَسَ زَيْدٌ (Zaid telah duduk) Kata ٌزَيْد memiliki harakat dhammatain. Pemberian harakat ini tidak dilakukan dengan sembarangan melainkan ada aturan yang baku mengenai hal tersebut. Seseorang tidak bisa serta merta memberikan harakat dhammah, kasrah, kasratain tanpa melihat kondisi kalimat yang ada. Kemudian kata زَيْدٌ yang merupakan subjek lebih diakhirkan ketimbang kata kerja َجَلَس padahal dalam tata Bahasa Indonesia, subjek lebih didahulukan daripada predikat (kata kerja). Kemudian dari sisi pemilihan kata kerja sendiri, ada aturan khusus tentang hal tersebut. Contohnya ketika yang duduk seorang perempuan, maka kata kerja yang digunakan menjadi: جَلَسَتْ هِنْدٌ (Hindun telah duduk).
Semua hal di atas dibahas secara terperinci dalam ilmu nahwu. Adapun ilmu sharaf tidak membahas hal tersebut, melainkan lebih fokus kepada aturan perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Ilmu sharaf membahas bagaimana kata جَلَسَ berubah menjadi جَلَسَتْ dan bentuk yang lainnya. Contohnya jika yang duduk adalah “kami” maka kata kerjanya berubah menjadi “جَلَسْنَا”. Perubahan kata ini beserta rumus-rumus perubahannya dibahas secara mendalam di ilmu sharaf.
Ilmu nahwu dan sharaf sangat penting untuk dikuasai bagi orang-orang yang ingin memahami Bahasa Arab. Oleh karena itu ilmu nahwu dan ilmu sharaf disebut dengan ilmu alat; yakni alat untuk memahami kalimat Bahasa Arab. Ilmu nahwu dan sharaf adalah kunci untuk membuka gudang ilmu Islam. Benarlah perkataan seorang penyair:
النَّحْوُ أَوْلَى
أَوَّلاً
أَنْ يُعْلَمَ * إِذِ الْكَلَمُ دُوْنَهُ لَنْ يُفْهَمَ
Ilmu Nahwu adalah hal pertama yang paling utama untuk dipelajari …. Karena kalimat tanpanya, tak dapat dipahami
Referensi:
[1] Qawaidul Lughatil ‘Arabiyyah (hal. 6)
loading...
EmoticonEmoticon