3 Fase Dakwah Nabi Muhammad SAW

3%2BFase%2BDakwah%2BNabi%2BMuhammad%2BSAW

Ada 3 Fase dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW menurut Ahmad Syalabi, yakni:

1.    Menyeru Seorang-Seorang

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ . قُمْ فَأَنْذِرْ . وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ . وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ . وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ . وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ . وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

Artinya: (1) Hai orang yang berkemul (berselimut), (2) bangunlah, lalu berilah peringatan! (3) dan Tuhanmu agungkanlah! (4) dan pakaianmu bersihkanlah, (5) dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (6) dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. (7) Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Asbabun Nuzul: Syaikhain (Bukhari dan Muslim) mengetengahkan sebuah hadis melalui Jabir r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Aku telah menyepi di dalam gua Hira selama satu bulan. Setelah aku merasa cukup tinggal di dalamnya selama itu, aku turun dan beristirahat di suatu lembah. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku, akan tetapi aku tiada melihat seseorang pun. Lalu aku mengangkat muka ke langit, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangiku di gua Hira menampakkan dirinya. Lalu aku kembali ke rumah dan langsung mengatakan, 'Selimuti aku!' Maka Allah menurunkan firman-Nya, 'Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang lemah melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Walid bin Mughirah mengundang orang-orang Quraisy untuk makan bersama di rumahnya. Setelah mereka selesai makan, Walid berkata, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang lelaki itu (yakni Muhammad)?" Sebagian di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang sihir." Sebagian lainnya mengatakan, "Dia bukan tukang sihir." Sebagian lagi di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang tenung." Sebagian yang lain lagi mengatakan, "Dia bukan tukang tenung." Sebagian di antara mereka ada pula yang mengatakan, "Dia adalah penyair." Sebagian yang lainnya lagi mengatakan, "Dia bukan penyair." Sebagian yang lainnya lagi ada yang mengatakan, "Alquran yang dikatakannya itu adalah sihir yang ia pelajari sebelumnya." Akhirnya berita tersebut sampai kepada Nabi saw. maka Nabi saw. menjadi sedih karenanya, lalu ia menyelimuti seluruh tubuhnya. Pada saat itulah Allah menurunkan firman-Nya, "Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) sampai dengan firman-Nya, "Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah!." (Q.S. Al Muddatstsir, 7)

Setelah turun surat Al-Muddatstsir (74): 1-7 yang menyuruh Rasulullah menyeru kepada agama Allah, beliau menyeru keluarga dan sahabat-sahabat terdekat (karib) kepada pokok-pokok agama Islam yaitu percaya adanya Tuhan dan meninggalkan pemujaan kepada berhala. Siti Khadijah (Istri Nabi), Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Harisah (sahaya yang menjadi anak angkat Nabi), dan Ummu Aiman (pengasuh Nabi) dapat menerima seruan Nabi. Selanjutnya banyak orang yang masuk Islam dengan perantara Abu Bakar yang terkenal dengan “Assabiqunal Awwalun” (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam). Mereka adalah Usman Ibnu ‘Affan, Zuber Ibnul ‘Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash, Abdur Rahman ibnu ‘Auf, Thalhah ibnu ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidillah ibnu Jarrah, dan Al-Arqam ibnu Abil Arqam. Selain mereka banyak hamba sahaya dan orang-orang miskin yang masuk Islam.

2.    Menyeru Bani Abdul Muththalib
Nabi menyeru agama baru kepada Bani Abdul Muththalib setelah Allah SWT menurunkan firman-Nya QS. As-Syuara (26) : 214.

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ

Artinya: (214) Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat

Asbabun Nuzul: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Juraij yang menceritakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat." (Q.S. Asy Syu'ara, 214) .  Lalu Nabi saw. memulai seruannya kepada ahli baitnya sendiri dan kaum kerabatnya yang terdekat. Hal itu terasa amat berat bagi kaum Muslimin, lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "...dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (Q.S. Asy Syu'ara, 215) .

Seruan Nabi disambut baik dan dibenarkan oleh sebagian Bani Abdul Muththalib, namun sebagian lagi mendustakannya seperti Abu Lahab (Paman Nabi) dan isterinya. Khusus untuk Abu Lahab dan Isterinya, Allah SWT berfirman:

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ . مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ . سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ . وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ . فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Artinya: (1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa, (2) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan, (3) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, (4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar, (5) Yang di lehernya ada tali dari sabut. (QS. Al-Lahab ayat 1-5)

Asbabun Nuzul: Imam Bukhari dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Nabi saw., naik ke atas bukit Shafa, lalu beliau berseru, "Hai orang-orang berkumpullah di pagi hari ini!" Lalu orang-orang Quraisy berkumpul mengerumuninya. Nabi saw. melanjutkan pembicaraannya, "Bagaimana pendapat kalian, jika aku beritakan kepada kalian bahwasanya musuh datang menyerang kalian di waktu pagi ini, atau akan menyerang kalian di waktu sore nanti, apakah kalian akan mempercayaiku?" Mereka menjawab, "Tentu saja kami percaya kepadamu." Nabi saw. melanjutkan pembicaraannya, "Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian di hadapan azab yang keras." Lalu Abu Lahab menjawab, "Celakalah kamu ini, apakah untuk inikah kamu mengumpulkan kami?" Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa." (Q.S. Al Lahab, 1 hingga akhir surah) Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Israel yang ia terima dari Ishak, Ishak menerimanya dari seorang laki-laki dari kalangan Hamdaan yang dikenal dengan nama Yazid bin Zaid. Disebutkan, bahwa istri Abu Lahab pernah melemparkan duri di tengah jalan yang biasa dilewati oleh Nabi saw. lalu turunlah ayat-ayat ini, mulai dari firman-Nya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab..." (Q.S. Al Lahab, 1) sampai dengan firman-Nya, "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar." (Q.S. Al Lahab, 4) Imam Ibnu Munzir mengetengahkan pula hadis yang serupa, hanya hadis yang diketengahkannya itu melalui Ikrimah.

3.    Seruan Umum
Setelah menyeru Bani Abdul Muththalib, Nabi menyeru kepada segenap lapisan manusia, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya, kaum kerabat ataupun orang jauh untuk menganut agama Islam secara terang-terangan. Mula-mula nabi menyeru penduduk Mekah, kemudian menyeru penduduk negeri-negeri lain, dan orang-orang dari berbagai negeri yang berdatangan ke Mekah untuk melaksanakan haji. Seruan ini dilakukan Nabi setelah turun firman Allah:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: (94) Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr ayat 94)
loading...
Previous
Next Post »