Ditinjau dari keumumam dan kekhususan kata, Isim dibedakan menjadi 2:
1. Isim Ma’rifah (Kata Khusus)
2. Isim Nakirah (Kata Umum)
Kata khusus (Isim Ma’rifah) adalah kata yang obyek pembicaraannya telah ditentukan. Sebaliknya, Kata umum (Isim Nakirah) adalah kata yang obyek pembicaraannya tidak ditentukan. Artinya mencakup semua kriteria yang masuk dalam cakupan pembicaraan.
Misalkan contoh kalimat: هٰذَا كِتَابٌ (ini adalah sebuah buku).
Maka buku dalam kalimat ini masih umum. Karena tidak dijelaskan apakah ini buku matematika atau buku bahasa arab atau buku milik siapa.
Berbeda jika dikatakan: هٰذَا كِتَابُ العَرَب يَّةِ (ini adalah buku Bahasa Arab) atau هٰذَا كِتَابُ زَيْدٍ (ini adalah bukunya Zaid).
Maka dua contoh di atas termasuk kata khusus, karena telah ditentukan obyeknya. Contoh pertama telah ditentukan jenisnya dan contoh kedua telah ditentukan kepemilikannya.
Lalu bagaimana kita mengetahuai suatu isim itu ma’rifah atau nakirah? Isim Ma’rifah dalam Bahasa Arab ada enam:
1. Dhamir (Kata Ganti)
Seluruh dhamir yang jumlahnya 14 termasuk isim ma’rifah.
a. هُوَ (dia pria)
b. هُمَا (mereka berdua pria)
c. هُمْ (mereka pria)
d. ﻫِﻲَ (dia wanita)
e. هُمَا (mereka berdua wanita)
f. هُنَّ (mereka wanita)
g. أنْتَ (Kamu pria)
h. أَنْتُمَا (Kalian berdua pria)
i. أَنْتُمْ (Kalian pria)
j. أَنْتِ (Kamu Wanita)
k. أنْتُمَا (Kalian berdua wanita)
l. أَنْتُنَّ (Kalian wanita)
m. أَنَا (Saya)
n. نَحْنُ (Kami)
Dhamir termasuk ma’rifah karena ketika kita menggunakan dhamir, maka orang yang menjadi obyek pembicaraan telah ditentukan.
2. Isim ‘Alam (Nama)
Semua bentuk penamaan baik nama orang atau nama tempat termasuk Isim Ma’rifah. Contohnya زَيْدٌ (Zaid), أَحْمَدُ (Ahmad) عَائشَِةُ (Aisyah), مَكَّةُ (Mekkah), dan جَاكَرْتَا (Jakarta).
3. Isim Isyarah (Kata Tunjuk)
Isim Isyarah adalah kata tunjuk yang kita kenal dalam bahasa Indonesia seperti ini dan itu. Dalam Bahasa Arab, kata tunjuk ada 6, yaitu:
Kata Tunjuk Ini (Mudzakkar)
a. هٰذَا (Tunggal)
b. هٰذَانِ (Ganda)
c. ِِِِهٰؤُلآء (Jamak)
Kata Tunjuk Ini (Muannats)
a. ِهٰذِه (Tunggal)
b. هَاتَانِ (Ganda)
c. هٰؤُلآءِ (Jamak)
Kata Tunjuk Itu (Mudzakkar)
a. ذٰلِكَ (Tunggal)
b. ذَانِكَ (Ganda)
c. أُولَئِكَ (Jamak)
Kata Tunjuk Itu (Muannats)
a. تِلْكَ (Tunggal)
b. تَانِكَ (Ganda)
c. أُولَئِكَ (Jamak)
4. Isim yang dilekati alif dan lam (Al)
Semua kata dalam Bahasa Arab yang dilekati alif lam merupakan isim ma’rifah. Contohnya: الكِتَابُ (buku), القَلَمُ (pulpen), الرَّجُلُ (seorang laki-laki)
5. Isim Maushul
Isim maushul adalah kata sambung. Isim maushul ada 2 kelompok. Isim maushul yang umum dan khusus.
A. Isim maushul yang umum ada 2:
مَنْ (Siapa) untuk lil aqil
مَا (apa) untuk lighairil aqil
B. Isim maushul yang khusus ada 6 yang disesuaikan dengan jenis dan bilangan isim:
أَلّذِيْ, أللّذَانِ / أللَّذَيْنِ, أَلَّذِيْنَ
أَلَّتِيْ, أللَّتَانِ / أَللَّتَيْنِ, أَللاَّتِيْ
6. Isim yang di-idhafah-kan (disandarkan) kepada salah satu dari 5 isim ma’rifat di atas.
6. Isim yang di-idhafah-kan (disandarkan) kepada salah satu dari 5 isim ma’rifat di atas.
Contoh-contoh bentuk idhafah:
a. Idhafah kepada Dhamir
كِتَابُهُ = Buku dia (laki-laki)
كِتَانُهُمَا = Buku mereka berdua (laki-laki)
كِتَانُهُمْ = Buku mereka (laki-laki)
كِتَانُهَا = Buku dia (wanita)
كِتَانُهُمَا = Buku mereka berdua (wanita)
كِتَانُهُنَّ = Buku mereka (wanita)
كِتَابُكَ = Buku kamu (laki-laki)
كِتَابُكُمَا = Buku kalian berdua (laki-laki)
كِتَابُكُمْ = Buku kalian (laki-laki)
كِتَابُكِ = Bukumu (wanita)
كِتَابُكُمَا = Buku kalian berdua (wanita)
كِتَابُكُنَّ = Buku kalian (wanita)
كِتَابُهُ = Buku dia (laki-laki)
كِتَانُهُمَا = Buku mereka berdua (laki-laki)
كِتَانُهُمْ = Buku mereka (laki-laki)
كِتَانُهَا = Buku dia (wanita)
كِتَانُهُمَا = Buku mereka berdua (wanita)
كِتَانُهُنَّ = Buku mereka (wanita)
كِتَابُكَ = Buku kamu (laki-laki)
كِتَابُكُمَا = Buku kalian berdua (laki-laki)
كِتَابُكُمْ = Buku kalian (laki-laki)
كِتَابُكِ = Bukumu (wanita)
كِتَابُكُمَا = Buku kalian berdua (wanita)
كِتَابُكُنَّ = Buku kalian (wanita)
كِتَابيْ = Buku saya
كِتَانُنَا = Buku kami
كِتَانُنَا = Buku kami
b. Idhafah kepada Isim Alam
Contohnya كِتَابُ زَيْدٍ (Bukunya Zaid), أَهْلُ مَكَّتَ (penduduk Mekkah)
c. Idhafah kepada Isim Isyarah
Contohnya أُمُّ هَذِهِ الْمَرْأَةِ (Ibunya anak perempuan ini)
d. Idhafah kepada Isim Maushul
Contohnya كِتَابُ الَّذِيْ يَقُوْمُ جَدِيْدٌ (Bukunya orang yang sedang berdiri itu baru)
e. Idhafah kepada Isim yang dilekati Al
Contohnya كِتَابُ اللُّغَةِ (buku bahasa), بَابُ المَسْجِدِ (pintu masjid)
Perhatikan jika kata كِتَابٌ dan بَابٌ pada kalimat di atas berdiri
sendiri, maka maknanya masih umum dan bisa mencakup apa saja. Namun
ketika kata-kata ini disandarkan kepada 5 isim ma’rifah maka menjadi
jelas kepemilikannya atau menjadi khusus (spesifik) obyek
pembicaraannya.
Bila kita perhatikan, dari 6 jenis isim ma’rifat, 4 diantaranya merupakan jenis yang sudah pasti ma’rifah yaitu dhamir , isim isyarah, isim ‘alam, dan isim maushul. Adapun dua sisanya bisa dibentuk dari kata apapun. Artinya, kata apapun dalam Bahasa Arab selain dhamir , isim isyarah, isim ‘alam, dan isim maushul hukum asalnya adalah nakirah sampai dilekati alif lam atau di-idhafah-kan kepada salah satu dari 5 jenis isim ma’rifah.
Contohnya kata كِتَابٌ dan مَسْجِدٌ adalah nakirah. Sedangkan bila dilekati alif lam menjadi الكِتَابُ dan المَسْجِدُ maka menjadi ma’rifah. Secara sederhana bisa kita simpulkan bahwa isim nakirah adalah semua kata yang tidak dilekati alif lam dan tidak diidhafahkan kepada isim ma’rifah.
loading...
EmoticonEmoticon