Pengertian dan Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Al-Asma Al-Husna: Al-Ghaffar

Pengertian%2Bdan%2BNilai-Nilai%2Byang%2BTerkandung%2Bdalam%2BAl-Asma%2BAl-Husna%2BAl-Gaffar

1. Pengertian Al-Ghaffar
Al-Ghaffar berasal dari kata ghafara yang berarti menutup. Ada juga yang berpendapat bahwa ia diambil dari kata al-Ghafaru yang artinya tumbuhan yang digunakan untuk mengobati luka. Jika diambil pendapat yang pertama Allah Swt melalui asmaNya al-Ghaffar menampakkan kebaikanNya dengan menutupi keburukan manusia di dunia dengan anugerahNya. Sementara pendapat yang kedua berarti Allah Swt memberikan anugerah penyesalan atas dosa bagi hambaNya yang akhirnya penyesalan ini sebagai obat yang menyembuhkan dan terhapusnya dosa.

Di dalam al Qur’an kata al-Ghaffar disebutkan sebanyak lima kali dua ayat disebutkan dengan terpisah yang identik dengan pengampunan dosa seperti di dalam firman Allah Swt:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (QS. Al- Nuh (71)-10).

Sementara tiga ayat lainnya disandingkan dengan sifat ‘Aziz. Hal yang terakhir ini tidak menunjukkan pengampunan dosa melainkan Allah Swt dengan al-Ghaffarnya menutupi dosa serta kesalahan dan banyak hal lainnya dari diri manusia. Hal ini di antaranya terdapat dalam al Quran:

رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS. Shad(38):66).

2. Meneladani Allah dengan sifat al-Ghaffar
Imam al-Ghazali mengartikan al-Ghaffar Allah sebagai Dzat Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa yang dilakukan oleh seseorang adalah bagian keburukan yang ditutupi oleh Allah sehingga tidak terlihat oleh orang lain di dunia dan dikesampingkan kelak di akhirat.

Di antara hal yang ditutupi oleh Allah Swt pada manusia:
Pertama, tubuh bagian dalam manusia dengan dengan bentuk lahiriah yang indah.
Kedua, bisikan dan kehendak hati manusia yang buruk.
Ketiga, dosa dan kesalahan manusia yang semestinya diketahui oleh khalayak umum.

Dengan demikian makna al-Ghaffar demikian luas karena mencakup berbagai hal dan bukan hanya semata-mata tertuju kepada seluruh manusia di muka bumi ini. Kita dapat meneladani Allah melalui sifat al-Ghaffar ini dengan cara memilki sifat-sifat berikut :

a. Senantiasa memaafkan kesalahan orang lain
Memaafkan atau al ‘afwu dalam bahasa Arab berarti pembebasan dari tuntutan, kesalahan atau kekeliruan pada seseorang. Di dalam al Qur’an terdapat tiga puluh tujuh kata al ‘afwu dengan berbagai kata perubahannya. Di dalam al Quran misalnya dinyatakan:

وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

“Dan pema’afan kamu itu lebih dekat kepada takwa”(QS. Al Baqarah(2):237).

Di dalam hadits dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:

اْرْحَمُوْا تُرْحَمُوْا وَاعْفُوا يَغْفِرْ لَكُمْ (رَوَاهُ الْطَبْرَانِ)

“Berilah kasih sayang dan berikan maaf, niscaya Allah Swt mengampuni kalian (HR. Ibnu Majah)

b. Menutupi kesalahan orang lain dengan tidak membeberkannya
Menutupi kesalahan orang lain dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw menjanjikan bagi orang yang menutupi aib atau kesalahan orang lain, maka kelak Allah Swt akan menutupi aibnya juga di akhirat. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَ اللهُ فِ الدُنْيَا وَالَْخِرَةِ 

“Siapa saja yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat”(HR. Ibnu Majah)

c. Menampakkan kelebihan orang lain dengan tidak menampilkan kekurangannya
Menampakkan kebaikan atau kelebihan orang lain juga merupakan pengamalan dari al-Ghaffar. Dengan melakukan hal ini berarti seseorang benarbenar mencintai saudaranya dengan sebenar-benarnya.

Wallahu a’lam bish-shawabi...
loading...
Previous
Next Post »