Kehadiran Islam dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan, dari politik luar negeri hingga kehidupan spiritual. Dari pergumulan ideologis hingga kehidupan pribadi. Ini disebabkan karena karakteristik Islam sebagai pandangan hidup yang dinamis berlandaskan doktrin pemikiran yang sangat kokoh. Islam tidak mengakar dalam benak penganutnya sebagai doktrin buta atau taklid semata, namun dalam bentuk seruan kepada umat manusia untuk berfikir secara mendalam tentang keberadaannya dan keberadaan alam sekitarnya. Inilah sebabnya Al-qur`an secara terus menerus mendorong manusia untuk berfikir, mencari tahu, dan merenung.
Islam mengajak manusia untuk menggunakan kemampuan akalnya dalam
menyikapi berbagai kejadian alamiah di alam semesta. Apabila kita
mengarahkan pandangan ke lingkungan di sekeliling kita, niscaya kita
menemukan berbagai fenomena yang membuktikan keberadaan sang Pencipta.
Islam menantang seluruh manusia untuk memikirkan itu semua hingga mereka
dapat menerima kebenaran tentang keberadaan Sang Khaliq.
Seolah tak pernah berhenti kita menemkan hukum yang memperlhatkan adanya suatu keteraturan dialam semesta ini. Kemudian kita memanfaatkan hukum-hukum tersebut itu untuk memuaskan kebutuhan kita. Namun demikian, tidak sedikit orang keliru memahami siapa sesungguhnya yang menetapkan hukum tersebut.Apakah hukum-hukum itu yang menciptakan alam semesta, ataukah alam semesta yang menciptakan keteraturan tersebut?
Kedua kemungkinan diatas merupakan kemustahilan, mengingat segala sesuatu dialam semesta ini tergantung pada hukum yang mengaturnya, sedangkan hukum-hukum itu sendiri merupakan suatu fungsi dari materi tersebut. Oleh sebab itu, pasti ada sesuatu yang berdiri sendiri, tidak tergantung kepada kedua hal itu, dan menjadi pihak yang menciptakan keduanya.
Itulah Sang Khaliq. Zat yang tak terbatas, berdiri sendiri, dan abadi. Satu satunya zat yang pantas dan berhak disembah. Dalam pandangan Islam, Sang Khaliq itu adalah Allah.
loading...
EmoticonEmoticon