Mengenal Fiil dengan Ciri-Cirinya

Mengenal%2BFiil%2Bdan%2BCiri-Cirinya

Al Fi’lu atau biasa disebut fi’il secara bahasa memiliki makna perbuatan atau kata kerja. Sedangkan dalam ilmu nahwu, fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang ada pada zatnya serta terkait dengan waktu. Fi’il itu ada tiga:

1. Fi’il Madhy ( المَاضِي )
2. Fi’il Mudhari’ ( المُضَارِعُ )
3. Fi’il Amar ( العَمْرُ )

Contoh:
جَلَسَ - يَجْلِسُ -اِجْلِسْ
كَتَبَ - يَكْتُبُ - اُكْتُبْ

Penjelasan:
• Fi’il Madhy adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah melakukan sesuatu. Contohnya: كَتَبَ (telah menulis) atau جَلَسَ (telah duduk).

• Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang melakukan. Contohnya: يَكْتُبُ (sedang menulis) atau يَجْلِسُ (sedang duduk). Bentuk kata kerja lain seperti kata kerja akan datang, kata kerja yang sedang terjadi pada masa lampau, dan bentuk kata kerja lain didapat dari bentuk fi’il mudhari’ dengan ditambahkan huruf atau kata tertentu.

• Fi’il Amar adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya: اُكْتُبْ (tulislah!) atau اِجْلِسْ (duduklah!).

Apa Ciri-Ciri Fi'il?
Untuk memudahkan dalam mengetahui mana kata yang termasuk fi'il, maka Kita bisa menghafal ciri-ciri fi'il. Ciri-ciri fi'il adalah:

1. Didahului huruf " قَدْ " 
Huruf قَدْ artinya adalah “sungguh”. Contohnya:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.” (Al-Mu’minun ayat 1).

Maka kata " أَفْلَحَ " merupakan fi’il.

2. Didahului huruf " سَ " 
Huruf " سَ " artinya adalah “akan”. Contohnya:
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ

“Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata ….” (Al-Baqarah ayat 142)

Maka kata “ يَقُولُ ” merupakan fi’il.

3. Didahului huruf " سَوْفَ " 
Huruf  " سَوْفَ " artinya juga “Akan”. Bedanya dengan " سَ ", kata " سَوْفَ " digunakan untuk waktu yang lebih lama daripada " سَ ". Contohnya:
كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).” (At-Takatsur ayat 3)

4. Diakhiri Ta Ta’nits " تْ " 
Ta ta’nits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf tambahan saja. Ta ta’nits ini merupakan ciri fi’il madhi dhamir هِيَ. Contohnya:
 قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ

“… berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu! ....“ (An-Naml ayat 18).

Kata " قَالَتْ " diakhiri dengan huruf ta yang berharakat sukun (ta ta’nits). Maka kata ini termasuk fi’il. Namun yang perlu dicatat, bila ada kata dalam Al-Qur’an, hadits, dan kitab Bahasa Arab yang mengandung ciri-ciri di atas, maka sudah pasti fi’il, akan tetapi tidak semua fi’il datang dengan ciri-ciri tersebut. Banyak fi’il yang berdiri sendiri tanpa ciri yang menyertainya.
loading...
Previous
Next Post »