Tarbiyah ‘aqliyah adalah pendidikan untuk memberikan kecerdasan dan keterampilan. Aspek intelektual adalah termasuk salah satu sisi kejiwaan manusia yang harus dipupuk, didorong dan dilatih serta dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat.[7] Materi pendidikan kecerdasan ini meliputi :
1. Membaca dan menulis
Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. adalah tentang membaca dan menulis. Dalam QS. al-‘Alaq ayat 1-5, Allah berfirman:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ. خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ.
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Maka belajar membaca dan menulis itu wajib bagi manusia, karena dengan kemampuan baca-tulis manusia akan dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak dan luas.
2. Matematika
Di dalam al-Qur’an, meskipun tidak secara sharih (jelas), juga membahas tentang matematika atau hitungan, tetapi ayat-ayat dalam al-Qur’an banyak yang menyebutkan tentang bilangan atau jumlah, misalnya QS. al-Mulk ayat 3 yang membahas tentang tujuh langit, QS. al-Sajdah ayat 4 tentang enam hari penciptaan langit dan bumi, QS. al-Taubah ayat 35 tentang jumlah bulan dalam satu tahun ada dua belas, QS. al-Baqarah ayat 282 tentang dua orang saksi jika lelaki dan empat orang jika perempuan.
Banyaknya bilangan-bilangan atau hitungan-hitungan dalam ayat-ayat al-Qur’an ini memberi pelajaran bahwa manusia harus menguasai masalah hitungan ini. Dalam al- Qur’an memang ada kata hisab yang artinya menurut bahasa adalah hitung, seperti pada QS. al-Isra’ ayat 12 dan QS. Yunus ayat 5, tetapi yang dimaksud dalam hal ini adalah hitungan hisab dalam ilmu falak. Ayat ini juga mengajarkan pentingnya menguasai matematika atau hitungan.
3. Biologi
Biologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari perkembangan dan pertumbuhan makhluq hidup. Ilmu ini tersirat dalam al-Qur’an pada beberapa ayat, antara lain QS. al-Mu’minun ayat 12-14, QS. Fathir ayat 11, QS. al-Furqan ayat 54, QS. al-An’am ayat 141,143 dan 144, QS. al-Ghasiyah ayat 17, QS. al-Nahl ayat 68-69, QS. al-A’raf ayat 57, QS. al-Zumar ayat 6 dan sebagainya.
Dalam QS. al-Mu’minun ayat 12-14, Allah menerangkan tentang proses kejadian manusia sejak dari berupa sari pati tanah, sperma, ovum, segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang yang dibungkus kulit, dimasukkan ruh ke dalamnya sampai lahir menjadi manusia. Surat QS. Fathir ayat 11 dan QS. al-Furqan ayat 54 menguatkan kejadian manusia yang diterangkan dalam surat QS. al-Mu’minun ayat 12-14. Sedangkan QS. al-An’am ayat 141 dan QS. al-A’raf ayat 57 menerangkan tentang kejadian tumbuh-tumbuhan dan ayat 143 dan 144 serta QS. al-Ghasiyah ayat 17 menerangkan tentang kehidupan binatang ternak sapi, unta dan kambing. QS. al-Nahl ayat 68-69 menjelaskan tentang binatang lebah yang menghasilkan madu. Sedangkan QS. al-Zumar ayat 6 mengajarkan bahwa dalam rahim ibu terdapat tiga lapisan, yaitu endometrium, myemetrium dan perimetrium.[8]
4. Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang Allah mendorong manusia untuk mempelajarinya guna kesejahteraan hidup manusia. Materi tentang fisika ini sebenarnya sudah tercantum dalam QS. al-Anbiya’ ayat 30 berikut ini:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Ayat ini menjelaskan bahwa langit dan bumi masa dahulunya menjadi satu kemudian dipisahkan oleh Allah, sedangkan QS. al-Rahman ayat 7 menyiratkan tentang gravitasi (gaya berat), QS. al-Anbiya’ ayat 104 menjelaskan expanding universe (penuaian alam semesta) dan QS. al-An’am ayat 125 menjelaskan tentang ruang hampa di angkasa luar.[9]
5. Kimia
Materi kimia yang tercantum dalam al-Qur’an antara lain adalah QS. al-Nahl ayat 67 berikut ini:
وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا
Artinya : Dan dari buah-buahan kurma dan anggur, mereka ada yg membuatnya menjadi minuman keras dan (ada yang menjadikannya) rizki yang baik.
Dalam proses perubahan dari bentuk kurma dan anggur menjadi minuman keras, akan terjadi peristiwa kimiawi. Ayat lain tentang kimia ini adalah dalam QS. al-Furqan ayat 53 dan QS. Fathir ayat 12, yang keduanya menerangkan tentang adanya air laut yang asin dan air laut yang tawar. Hampir tidak ada air laut yang tawar. Hal ini merupakan tantangan bagi ahli kimia untuk membuktikan tentang penyebab ketawarannya itu.
6. Astronomi
Ayat-ayat al-Qur’an tentang astronomi dapat ditemukan dalam QS. al-Anbiya’ ayat 32 berikut ini:
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا
Artinya: Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara (berjalannya dengan teratur dan tertib).
Juga firman Allah dalam QS. al-Anbiya’ ayat 33 berikut ini:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya.
Serta firman Allah dalam surat QS. Fathir ayat 13 berikut ini:
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ
وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ
يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
Artinya: Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
Ayat-ayat ini mengisyaratkan suatu fakta ilmiah yang ditemukan oleh para astronom bahwa matahari, bumi, bulan dan planet yang lain bergerak di ruang angkasa luar dengan kecepatan dan arah tertentu.[10] Ayat lain yang mendorong mempelajari astronomi adalah surat QS. al-Rum ayat 46 yang menerangkan tentang angin yang dapat menggerakkan kapal laut, QS. al-Rum ayat 48 yang menjelaskan tentang proses terjadinya hujan, demikian juga dengan QS. al-A’raf ayat 57.
7. Ilmu Falak
Ilmu falak adalah salah suatu ilmu yang kegunaannya untuk mengetahui tanggal, jam, hari, bulan, tahun, waktu shalat, arah qiblat dan lain-lain. Ilmu ini menjadi sangat penting ketika manusia berusaha untuk menentukan awal bulan Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah dan Muharram karena menyangkut penentuan peristiwa yang sangat penting di bulan itu yang disebut dengan hisab.
Allah mengajarkan ilmu ini di QS. al-Isra’ ayat 12 dan QS. Yunus ayat 5
bahwa Allah menjadikan matahari dan bulan yang bersinar dan Dia
menetapkan peredarannya menurut manzilah (kedudukan) tertentu, agar
manusia dapat mengetahui bilangan tahun dan hisab.
8. Ekonomi
Allah mengajarkan kepada manusia supaya mempelajari ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, antara lain tertulis dalam QS. al-Nisa’ ayat 29 tentang jual beli, yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ
تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian makan harta diantara kalian dengan cara yang salah (bathil) kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka.
Juga firman Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 282 berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermu’amalah (jual beli, hutang, sewa, dll.) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
9. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Allah menekankan kepada manusia agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan dua hal itu manusia dapat menembus, menguasai kehidupan di bumi dan di langit, sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Rahman ayat 33 berikut ini:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ
اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ
Artinya: Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (meneliti) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah (telitilah), kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Ayat ini memberi pelajaran bahwa manusia harus berpacu manguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan hidup yang maksimal di dunia. Bagi umat Islam, kemajuan hidup di dunia ini untuk mengantarkan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di akhirat.
Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi ini diharapkan manusia dapat berkiprah dan bekerja sesuai dengan profesi masing-masing, agar memperoleh hasil yang maksimal, sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Isra’ ayat 84 berikut ini:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ
Artinya: Katakanlah "tiap-tiap orang bekerja menurut profesinya".
Wallahu a’lam bish-shawabi...
loading...
EmoticonEmoticon